Selamat Datang di Blog GWB

GARBA WIRA BHUANA

Mahasiswa Pecinta Alam Universitas Sebelas Maret Surakarta

Sekretariat : Gd Grha UKM UNS Lt. 1 Jl. Ir. Sutami 36 A 57126 Surakarta

Email : garbawirabhuana@yahoo.co.id

Sabtu, 19 Februari 2011

Gunung Argopuro via Bremi - Baderan


Sampai di tempat Ka Defri  pukul 23.30 waktu Blitar, rumahnya jauh tapi bagi kami ini adalah perjalanan yang mengasikan. Sampai disana kitapun ber-ramah tamah dengan ayahnya trus kita tidur bareng2 ce2 tidur di ranjang co2 bo2 di lantai tentunya pake alas karpet.
Pagi yang cerah tidak dapat kita lihat karena kita keenakan tidur lagian cape juga cih. Perempuan2 Garba yang bangun duluan sama Si tuan rumah, bangun terus berdiri di balkon rumahnya wow viewnya keren juga sungai yang panjang dan berkelok, wew sory agak lebay niy,,,,.
Singkat cerita kita langsung pergi ke Pasar buat belanja, karena ini pendakian ngajak orang luar juga kita mesti belanja yang enak2. Tanpa kita sadari ternyata belanjanya habis banyak yah iuran masing2 anak Rp30.000,00 itu Cuma buat logistic  8 orang tapi karena 1 orang itu seperti Guide buat kita jadi kita kasih“Gretongan”,hehehehe.
Sepulang belanja kita langsung packing 2 jam dirasa cukup buat pecking, ternyata benar cukup kita selesai packing dan carier pun sudah full pack, ya walaupun bebannya gak sama berat tapi yang penting semua barang sudah dipacking didalam tas gaka ada yang diluar sesuai dengan Doktrin dan ajaran packing yang benar pas DIKSAR. Kita selesai packing pukul 12.00 terus disuruh buat makan siang dulu sama Tuan rumah, tanpa piker panjang kita gak ada yang menolaknya kita langsung santap lele sama nasi hangat lengkap dengan lalaban dan kerupuk, ehmm nyami,,,,,,
Setelah selesai makan kita langsung menuju Stasiun Blitar dan menitipkan sepeda motor kita dan ternyata titipan perharinya Rp3.000,00. Disana kita bertemu dengan mas Aris anak mapala Djaladri, orang bilang Wanadrinya Blitar, dia anak Universitas Islam Blitar. Sampai di Stasiun pukul 12.40 ternyata kita sudah ketinggalan kreta jadinya nunggu dey mpe sore……..

Gbr 1 : Foto bersama di stasiun Blitar, ekspresi ketinggalan kreta. haha
Sabtu, 12 Februari 2011
16.07-22.10    Perjalanan St. Blitar-St. Bangil
22.10-23.30   Istirahatmakanmalamnasigorengpinggirjalan Surabaya-Probolinggo
23.30-01.00   St. Bangil-Terminal BayuanggaProbolinggo
Gbr 2 : terminal Banyuangga Probolinggo
Gunung argopuro merupakan salah satu gunung yang terletak di deretan Pegunungan Yang. Gunung ini membentang dari kabupaten Probolingo sampai ke Kabupaten Situbondo yang memiliki ketinggian 3.088 mdpl. Pendakian dari kabupaten probolinggo melalui desa Bremi sedangkan dari situbondo melalui desa Baderan. Gunung Argopuro merupakan gunung yang memiliki trek lintasan terpanjang di jawa. Pendakian kita kali ini sempat hampir tertunda, karena saat kita samapi di Polsek Krucil untuk meminta ijin mendaki ternyata pendakian sampai puncak ditutup karena cuaca yang kurang baik. Kami hanya diijinkan sampai di Taman Hidup. Kami ber-8pun mengisi buku tamu untuk ijin bermalam di Taman Hidup, karena memang ijin hanya diberbolehkan sampai di Taman Hidup.
Pendakian jalur Bremi (Probolinggo)
Minggu, 13 Februari 2011
Kami sengaja meluangkan waktu liburan semester ganjil sekedar melepas stress karena mengerjakan ujian akhir semester ganjil. Akhirnya kami ber-8 (Saya (Ratna), Norma, Achmad, Kukuh, Ka Yuan, Ka Defri, Mas Aris, dan Mas Aas), merencanakan untuk tetap mendaki walaupun sedang ditutup. Pendaki Argopuro ini awalnya hanya akan melaui 1 jalur yaitu Bremi namun setelah melakukan perjalanan kami pesimis untuk dapat pulang melewati jalur yang sama sebab jalur Bremi ini pendakian menuju puncak malah hampir semua jalan menurun dengan trek yang panjang. Akhirnya kami memutuskan mendaki melalui jalur Bremi dan turun melalui jalur Baderan. Kami berangkat dari Stasiun Blitar ber-8 dengan packingan full, logistic untuk 5 hari. Peralatan yang kami bawa sudah SOP ( Standar Operasional Procedure), makanya dengan cuaca buruk kami tetap berani dengan bekal alat lengkap dan Mas Aris sendiri sudah ke-3 kalinya mendaki Argopuro. Pagi itu kami mulai pendakian pukul 07.30, kami lama di Polsek Krucil karena memang pendakian ditutup padahal kita jauh2 dari Surakarta. Salah satu polisiny memerintahkan salah satu dari kami untuk bertemu salah satu Bpk. KSDA Bremi diantar oleh seorang warga. Sayangnya beliau tidak dirumah, dan pesanpun diterima yang isinya Argopuro memang Ditutup sementara waktu karena cuaca tidak memungkinkan. Perjalanan awal kami yaitu mengisi air secukupnya di Tempat wudlu masjid terdekat, dan dilanjutkan 10 menit perjalanan untuk masak di Tempat bekas pos yang tidak terpakai. Kita memasak dan sarapan selama 2 jam. Pukul 09.30 dilanjutkan pergerakan,, kami segera melakukan pendakian melewati ladang penduduk. Setelah melalui ladang penduduk, kita akan masuk ke hutan damar yang sangat lebat. Sebelumnya kita istirahat lagi di pos, pendakian kali ini sangat santai karena memang liburan dan kita juga membawa orang lain juga yang memang bukan Mapala tapi seneng naik gunung githu.
 Gbr 3 : Ladang penduduk (Jalur Bremi)

Gbr 4 : Pondok 1, Jalur Bremi
Target pertama kami adalah Danau Taman Hidup yang terletak pada ketinggian 1200 mdpl. Perjalanan 5,5 jam kami lalui di tengah hutan yang lebat dan trek yang mulai menanjak. Pendakian kami dihebohkan dengan keberadaan pacet dimanan2, Co2 pada histeris teriak ihhhh pacet!!!. Perjalanan cukup panjang dan melelahkan tak kunjung kami temukan danau taman hidup yang kami cari. Di tengah hutan kami mencoba berhenti karena semua anggota tim kelelelahan dan lapar, namun makan siang tidak kita rasakan hanya roti dan snack yang kita makan. Tujuannya hanya agr sampai di taman Hidup tidak terlalu sore karena memang target kita Camp bukan di taman Hidup, namun agak diatasnya. Sejenak menikmati snack dan apel, rasa lelah dan lapar kamipun terobati sedikit. Tak mau berlama-lama di hutan kami melanjutkan kembali perjalanan. Sebelum menemukan Danau Taman Hidup, kami menemukan pertigaan. Disitu kami sampai pukul 15.00 ternyata Achmad dan Mas Ariss sudah menunggu kami. Kami tinggal menunggu Mas Aas dan Ka Yuan datang. Leadermengatakan, untuk mencapai danau taman hidup kita harus mengambil arah ke kanan. Jalanan menurun kami lalui, sekitar 15 menit akhirnya kami sampai di Danau yang kami cari tersebut. Pukul 16.00. Kami tiba di Taman Hidup. Sebuah Danau yang cukup besar di tengah Pegunungan Yang Timur. Dengan hutan lebat yang mengelilinginya menjadikan danau ini sangat indah dan sejuk. Setelah kami mengambil air cadangan untuk melanjutkan perjalanan turun dan berfoto-foto, akhirnya Leader setuju dengan keputusan kami untuk camp disini karena melihat kita yang sudah kelelahan dan belum makan nasi dari siang. Di area sekitar danau memang cukup nyaman untuk nge camp, tempatnya cukup hangat dan terlindung oleh pohon pinus yang tinggi. Lagian tempatnya sangat luas, dan nyaman untuk bermalam. Mungkin dikarenakan penutupan Pendakian Argopuro makanya tidak ada satu orang pun di Taman Hidup.
Gbr 5 : papan pertigaan menuju Taman Hidup
Air di danau ini terlihat cukup keruh, tapi itu tak berarti air danau ini kotor. Ingat, "Alam itu tidak kotor, hanya manusia yang mengotorinya, toh kotornya alam kotor yang organik dan tidak berbahaya". Airnya pun sangat dingin meskipun ketinggian danau ini tidak setinggi sungai di Cisentor. Meskipun Saat itu matahari masih menyinari sebagian sisi danau, dingin terasa menusuk hingga tulang jari tangan saat aku mengambil air. Tanah disekitarnya sangat lembek, sehingga waktu kami menuju Taman Hidup, kaki kami masuk ke dalam tanah. Kamipun berfoto2 dan melakukan aktivitas camp. Menghabiskan malam dan menyantap makanan yang nikmat dengan cheff Ratna dan Norma.
Gbr 6 : Taman Hidup
Gbr 7 : Taman Hidup versi lengkap
Gbr 8 : Camp 1, Taman Hidup
Senin, 14 Februari
Tepat pukul 09.00 dimulailah pendakian hari ke-2 dengan target Cisentor. Kami sengaja tidak membawa air karena air di taman Hidup keruh, kami memutuskan untuk mengambil air di tengah perjalanan. Dari taman Hidup kita menerobos ke tengah hutan, dengan bekas jalur yang lumayan terlihat. Terdenagr suara mesin-mesin pemotong kayu, disini terlihat kayu2 besar yang roboh ditenagh hutan. Penduduk disini sama saja seperti di gunung2 lain, selalu ada melakukuan bembalakan kayu di Hutan. Selang 20 menit tibalah kami di aliran air yang jernih, kitapun langsung mengisi air secukupnya. Perjalanan menanjak dan menurun kami lalui. Sepertiga perjalanan trek yang kami lalui cenderung menanjak dengan vegetasi hutan yang tidak begitu lebat. Dua pertiga perjalanan kami lalui dengan trek cenderung menurun. Kami sempat frustasi karena perjalanan menurun dan datar yang sangat lama padahal kami berencana menuju puncak. Perjalanan ini melintasi vegetasi ilalang dan tanaman pendek dan rapat. Tak jarang kami melintas diantara Funcing Plant atau Jancukan. Tanaman ini adalah tanaman yang paling di benci oleh para pendaki di gunung argopuro. Begitu kulit anda menempel di tanaman ini, dijamin anda akan teriak kesakitan. Saya sendiri sempat merasakannya ketika sedang berlari menurun, dan “plak”…..kaki saya nyerempet tanaman tersebut dan rasa panas campur gatal membuat saya jatuh berteriak “*njing”. Tanaman ini merupakan tanaman perdu vegetasi bawah, tingginya tidak lebih dari 2 meter. Memiliki daun menyerupai daun ganja dan bersisik. Mungkin sisik daun tersebut yang menusuk kulit dan menyebarkan racun sehingga terasa gatal dan panas. Tak terasa 3.5 jam perjalanan kami lalui. Waktu sudah menunjukkan puku 12.30, dan kami sampai tepat diatas bukit sebelum turunan panjang. Kitapun makan siang disini, kita berpikr tidak mungkin sampai di Cisentor, kitapun memutuskan untuk ngecamp dimanapun saat gelap menjelang.

Gbr 9 : makan siang di bukit, sebelum turunan
Kita melanjutkan pendakian pukul 14.00, dan target kami adalah Aing Poteh, atau air putih yang berada sebelum pos Sicentor. Perjalanan sebenarnya tidak melelahkan, melainkan membosankan. Rasa frustasi telah menghantui semua anggota. Akhirnya pukul 16.00 kami menemukan aliran sungai kecil yang menghalangi jalan kami. Huh…leganya bisa minum sepuasnya. Sebagian dari kami memutuskan untuk camp disini dengan melihat kondisi fisik kami yang mulai turun karena kelelahan. Tetapi saya menolak, karena selain dekat aliran sungai yang kadang digunakan untuk sekedar menghilangkan haus para hewan, juga terdapat tikus hutan yang kecil, serta ureng2 yang membut gatal muka saya. Kamipun memutuskan untuk melanjutkan perjalannan dan Camp di Sabana yang luas sebelum Cisentor. Seberapa jauh lagi Pos Sicentor sebagian besar dari kami tidak tau, yang jelas kami hanya berjalan dan berjalan. Gelappun mulai terasa, kami segera mempercepat langkah. Ayam alas terlihat terbang karena lkeberadaan kami,  akhirnya tepat pukul 17.55  kami tiba di Sabana yang cukup terlindung dari angin kamipun memutuskan untuk bermalam disini. Gerimis datang, kamipun dengan cepat mendirikan Dome dan tenda munyuk lengkap dengan flysheet. Koki2 wanitapun memasak teh hangat dan mie rebus sekedar untuk melepas lapar dan mengganjal perut selagi makan besar belum tersedia. Kami bermalam sambil menikmati hidangan makan malam yang sangat nikmat, serta hnagatnya kopi dan susu yang menghangatkan perut kami.

Gbr 10 : camp 2, sabana

Selasa, 15 Februari 2011
Hari ke-3 kami mulai pukul 09.00 dengan tarjet Puncak Argopuro dan Dewi Rengganis. Tidak lupa kami mengambil gambar di sabana karena memang indah sekali dengan dihiasi edelwise ungu yang sudah mekar, indah sekali pokoknya. Dua puluh menit perjalanan kami tiba di Cisentor pukul 09.38.

Gbr 11 : sungai di cisentor
Cisentor adalah sebuah lembah dengan sungai yang mengalir cukup deras di dasar lembah tersebut. Di Cisentor inilah pertemuan dari jalur pendakian Baderan dan Bremi. Pertemuan jalur tersebut ada di samping pos Cisentor.

Gbr 12 : Pos di Cisentor
Kami mengambil gambar dan mengambil air mengganti air lama dengan air baru. Setelah beberapa saat istirahat kami melanjutkan pendakian kami naik sebelah kanan dari pohon yang bertuliskan Cisentor. Oya hati2 pada plang Ke kiri Puncak Dewi Rengganis 3 jam, lebih baik kita lewat kanan saja karena dimungkinkan jalur kiri menyesatkan pukul 09.55 kami mulai pergerakan. Kami melanjutkan perjalanan ke puncak Argopuro dan kembali ke Cisentor di sore hari.
Perjalanan menuju Rawa Embik cukup mudah tanpa beban di punggung kami. Jalan yang kami lalui cukup landai dengan pemandangan hutan Pinus dan Edelweiss di sepanjang perjalanan diselingi beberapa sabana kecil. Kami tiba di Rawa Embik pukul 11.15 Kami istirahat dan mengambil selada air untuk makan nanti malam, kami sejenak membersihkan tangan.

Gbr 13 : Sungai di Rawa Embik
Gbr 14 : di Rawa Embik
Rawa Embik adalah sebuah sabana dengan sungai kecil sebagai sumber air tertinggi di gunung Argopuro. Tidak lupa mengganti air lama dengan air baru, dan minum sedikit air Rawa Embik, maknyus segar sekali airnya. Kami melanjutkan perjalanan pukul 11.40 tanpa makan siang. Kami sepakat untuk makan siang diatas agar tidak terlalu juauh dengan persimpangan. Sampai di bukit yang penuh dengan pepohonan, kami memutuskan makan siang disini. Hujanpun dating, kita mendirikan flysheet untuk tempat barang2 kita karena kita memutuskan summits attack karena cuaca yang kurang mendukung. Selain itu juga untuk mempercepat langkah kita, kita hanya membawa p3k, bendera, kamera, mantol, raincoat. Kami berangkat pukul 13.15, tak lama berjalan kami tiba di Simpang Puncak pukul 13.45. Pemandangan di Simpang Puncak cukup menarik, dimana pohon Edelweiss tumbuh di kanan dan kiri jalan di tengah sabana di antara 2 puncak yang terlihat sudah sangat dekat. Kami melanjutkan perjalanan menuju Puncak Argopuro dengan mengambil jalur kanan. Jalur yang kami lalui cenderung menanjak dan didominasi oleh bebatuan.

Gbr 15 : Puncak argopuro
Kami tiba di Puncak Argopuro pukul 14.05. Setelah puas ber-foto2 kami memutuskan turun pukul 14.35 karena memang cuaca mendung dan gerimis.
Gbr 16 : Turun dari puncak Argopuro
Sekitar 20 menit kita sampai di Pertigaan.

Gbr 17 : Pertigaan puncak Argopuro & Rengganis
Kami melanjutkan perjalanan menuju puncak Rengganis (Jalur Kiri) pada pukul 14.55. Jalur yang kami lalui hampir sam yaitu menanjak dan didominasi oleh bebatuan.

Gbr 18 : Puncak Rengganis
Kami tiba di puncak Rengganis pukul 15.10. Sungguh pencapaian yang sangat membahagiakan mengingat perjalanan kami selama 2 hari sebelumnya cukup berat bagi kami. Pemandangan yang disajikan pun benar-benar dapat menghapus rasa lelah kami. Perpaduan antara sejarah, budaya, dan alam yang ada di puncak Rengganis membuat kami terkagum-kagum untuk beberapa saat. Karena angin semakin besar dan kabut semakin tebal, kita memutuskan untuk turun pada pukul 15.30, sepuluh menit berjalan akhirnya samapi di pertigaan. Sampai disini cuaca lumayan cerah. Kami berjalan menuju tempat istirahat makan siang kami, dan sampai disini pukul 16.10, kita bergegas packing dan melanjutkan turun. Kami melanjutkan perjalanan kembali ke Cisentor dengan kondisi lapar. Pukul 16.40 kami tiba di Rawa Embik dan melanjutkan perjalanan. Kami tiba di Cisentor pada pukul 17.45. Kami bermalam di Cisentor, selain dekat dengan aliran air, tempatnyapun luas. Tetapi siap2 dingin, karena dekat dengan sungai.

Gbr 19 : Bermalam di Cisentor
Rabu 16 Februari 2011
Jalur Baderan

Gbr 20 : pagi hari di Cisentor
Pagi hari pukul 08.40 kami mulai melakukan perjalanan panjang sekali melalui jalur baderan. Perjalanan dari Cisentor ke baderan cukup landai tetapi sangat panjang. Kami menyebrangi sungai dan naik bukit. Tiga jam perjalanan akhirnya kami menemukan padang sabana yang sangat luas yang terkenal sebagai lapangan terbang nipon jepang “Cikasur”pada pukul 11.30. Memang di sabana ini masih tersisa bangunan2 berupa benteng dan juga gundukan2 tanah sebagai tempat latihan militer jepang.
Gbr 21 : Sabana jalur Baderan
Gbr 22 : Bekas lapangan terbang Cikasur
Gbr 23 : Dataran Cikasur
Gbr 24 : arah menuju Cikatsur
Kami beristirahat sebentar di pos Cikasur dan mengambil gamabr, kami sempat melihat celeng berlarian ditegah2 sabana. Dan disini kami mengalami hal misterius, salah satu dari kami ada yang berteriak, padahal sudah dikasih tahu pantangannya alhasil ada suara balasan, bulu kuduk kami berdiri dan memutuskan untuk segera turun. Tepat sebelum kita menybrang sungai, kami beruntung dapat menemukan Burung Merak disini. Kami sempat bertemu dengan Merak jantan yang terbang pas dihadapan kami. Kami memutuskan makan siang diatas sungai ini. Sebagin dari kami mandi disini, tidak ketinggalan saya juga mandi disini airnya segar sekali.
Kami melanjutkan perjalanan pada pukul 13.30. Perjalanan yng panjang, dan melelahkan. Kita melewati berhektar2 sabana, kabut menyertai perjalnan kami. Kami melintasi jembatan tanah dengan kanan kiri jurang ya 5 meteran lah. Ditengah2 perjalanan saya sempat jatuh, memang jalannya licin. Kami melewati pos Mata Air I dan pos mata air II.
Gbr 25 : lahan camp di atas mata air I, jalur baderan
Gbr 26 : arah jalur baderan
Kami melihat pohon besar yang tumbang karena angin, dengan diameter tanah hampir 2 meter. Kita tergagum2 dan merasa heran pohon sebesar ini tumbang oleh angin. Pukul 17.00 kita sudah sampai di Perkebunan, ternyata jarak perkebunan dengan Desa masih sangt jauh, kami seperti berjalan di jalan tanpa ujung. Hari semakin gelap, hujan deraspun turun disertai dengan kilatan. Kami tetap berjalan menuruni lading penduduk. Kami sempat frustasi dan hampir meneteskan airmata karena kaki kita serasa hancur, dengan jalan setapak denagn kondisi batu2 yang sudah tidak tertata dengan luapan air hujan yang menggenangi jalan. Keadaan jalanpun sangat licin, sehingga hampir semua dari kita terjatuh dan terpeleset. Jarak Ladang dengan desa masih cukup jauh. Akhirnya kami sampai di Resort KSDA BADERAN yang biasa dijadikan sebagai basecamp pukul 20.20. Kami istirahatdisitud engan meminta ijin petugas yang sedang berjaga, Kami mendirikan Doom di depan rumah, karena rumahnya bocor, dakibat cuaca buruk akhir2 ini
Gbr 27 : Basecamp di Baderan
Kamis, 17 Februari 2011
Pukul 06.10 Kami turun dan naik angot dengan biaya Rp45.000,00 untuk 8 orang, murah sekali. Kita turun disuguhi pemandangan yang indah dan laut yang menyejukan. Sampai di terminal Besuki pukul 07.42, kami mencari sarapan. Kami naik bus dengan harga Rp17.000,00 per orang pada pukul 09.00 menuju Stasiun Bangil. Sampai di Bangil pukul 11.00, menunggu kereta yang dating pukul 12.00. Kami sampai di Stasiun Blitar pukul 16.00.
Jum’at 18 Februari
16.00               balikke Solo dr tempat Achmad
19.30               Sampai di Sekretariat
Peralatan pribadi  yang kita bawa kira2 tiap orangnya:
1.     Carier 60ltr
2.    Matras
3.    Sleeping bag
4.    Bajuganti
5.    Peralatansholat
6.    Peralatanmandi
7.    Survival kit
8.    P3K
9.    Logistik kelompok yang kita bagi
10.  Logistik pribadi
11.  Kaos kaki n kaos tangan lengkap dengan cadangannya
12.  Senter dan batu cadangannya
13.  Topi lapangan
14.  Rain coat
15.  Jas hujan/mantol
Peralatan kelompok :
1.     Doome “Lamufa” tentunya, maklum dome baru jadi kita bangga sekali membawanya.
2.    Flysheet1 bh
3.    Tenda Munyuk kesayangan juga kita bawa.
4.    Nesting 4 bh
5.    Kompor gas 1 bh
6.    Kompor etanol 2 bh
7.    Kopor paraffin 2 bh
8.    Golok 1bh
Logistik  yang kita bawa buat asumsi 5 hari +cadangan buat 8 orang:
1.     Beras 8,5 kg
2.    Etanol 6ltr
3.    Gas 5 kaleng
4.    Minyak goreng 3/4kg
5.    Kerupuk banyakdey
6.    Sayuran tentunya
7.    Telur 1kg
8.    Buah2n
9.    Teri
10.  Tempe
11.  Mie goring dan rebus 18 bgkus
12.  Roti2 basah
13.  Bumbu-bumbu dapur
14.  Gulapasir
15.  Teh, kopi, susu
Menu makan
Pagi H1
(Pospendakianygsudahtdkterpakai)

Siang
( Dijalan)
Malam
(Taman Hidup)
Nasi
Cuma roti basah
Nasi
Osengsawiputih

Mie goreng
Gorengtempe&telur

Sop
Tehaget

Kerupuk
Jus alpokat

Tehanget, kopi, susu

Pagi H1
(Taman Hidup)

Siang
(Bukit sebelumturunanpanjang)
Malam
( Sabanakedua yang luasdekatCisentor)
Nasi
Nasi
Nasi
Orakarik
Mie goreng
RebusanSelada air
Gorengtelur
Susu
Sop
Tehaget
Tehanget
Kerupuk
Susu

Tehanget, kopi, susu

Pagi H1
( Sabanakedua yang luas dekat Cisentor)
Siang
( Sesudah Rawa Embik)
Malam
(Cisentor)
Nasi
Nasi
Nasi
Tumissayur campur2
Mie goreng
Rebusanselada air
Gorengtelur, kerupuk
Susu
Sop
Tehaget
The anget
Kerupuk
Susu

Tehanget, kopi, susu

Pagi H1  (Cisentor)
Siang (Sungai di bawahSikasur)
Malam (Basecamp Baderan)
Nasi
Nasi
Nasi
Tumisselada air
Mie goreng
Mie goreng
Gorengtelur
Rebusanselada air
Osengteri
Tehaget
Tehanget
Kerupuk, gorengtelur
Susu, kopi
Kopi
Tehanget, kopi, susu

Mitos:
Di Sabana dan Sikaur          : Jangan bicara kasar, jangan berteriak.
Fauna yang di temui             : Ayam alas, Celeng, Burung Merak
Sarannya                                : sebaiknya bawa juga sepatu cadangan, buat jaga2 sepatu yang kita pakai jebol,habis ini dialami sama Norma sepatunya jebol alhasil dijahit tapi tetep gak kuat. Sebaiknya juga bawa autan atau tembakau buat ngusir sikecil Pacet, karena busyet banyak banget pacet kalau kita naik lewat Bremi. Tidak perlu packing air terlalu banyak karena sumber air melimpah. Dalam perjalanan jangan mengeluh karena track memang panjang, medan sebenarnya datar namun panjang. Persiapkan fisik anda, track dariB remi-Taman hidup panjang dan agak menanjak.  Track inilah yang dirasa paling berat dan membosankan. Saran lan Pendakian Argopuro sebaiknya memilih untuk melintasi gunung atau naik dan turun pada jalur yang berbeda. Jalur Bremi lebih singkat daripada jalur Baderan tetapi trek yang dilewati cenderung lebih Terjal. Gunung Argopuro memiliki Vegetasi terlengkap, mulai dari hutan Tropis, Hutan Hujan, Hutan Cemara, dan juga padang sabana yang sangat luas. Gunung ini memiliki kisah legenda Dewi Rengganis yang hilang bersama dayang-dayangnya, ada tempat yang dikenal dengan Taman Rengganis yang diyakini sangat Angker. Di ketinggian sekitar 1200 mdpl dari jalur Bremi, anda bisa menemukan Danau Taman hidup yang cukup luas. Danau ini sangat indah di pagi hari, banyak ikan di dalamnya dan anda bisa memancing untuk di bakar dan di makan. Jika anda turun melalui jalur Baderan, saya yakin anda akan terbius oleh keindahan padang sabana yang sangat luas. Padang Sabana ini konon merupakan bekas pangkalan udara Tentara Jepang yang diyakini sangat angker juga. Jangan sampai anda menginap atau bermalam disini, bisa2 anda di datangi tentara jepang yang sedang patroli. Konon masih ada pendaki yang mendengar derap langkah kaki para tentara saat menginap disini. Gunung yang lengkap keindahanya dan membuat frustasi karena treknya yang begitu panjang. Jadi, sabarlah dalam mendaki.
Pengeluaran Transportasi  Gn. Argopuro
NO
KETERANGAN
@
ORG
JUMLAH
1
Kreta Blitar-Bangil
 Rp       5.500,00
8
 Rp          44.000,00
2
Bis Bangil-Probolinggo
 Rp       8.000,00
8
 Rp          64.000,00
3
Bis Probolinggo-Padjarakan
 Rp       5.000,00
8
 Rp          40.000,00
4
Angkot Padjarakan-Bremi
 Rp    10.000,00
8
 Rp          80.000,00
5
Angkot Baderan-Terminal Besuki**
 Rp       6.000,00
8
 Rp          45.000,00
6
Bis Besuki-Bangil
 Rp    17.000,00
8
 Rp       135.000,00
7
Kreta Bangil-Blitar
 Rp       5.500,00
6
 Rp          33.000,00


 Rp    57.000,00

 Rp       441.000,00

5 komentar:

  1. mohon ma'af banyak banget salah tulisnya.... Itu juga ada yg kepotong, tp trimakasih buat adminnya te2p semangat ya...............

    BalasHapus
  2. kalo musim hujan tidak disanrankan dek putut.... banyak serangan dari binatang penghisap darah a.k.a. pacet

    BalasHapus
  3. oh gtu ya kak.. makasih ya kak sarannya, bsk klo dh ga musim penghujan aja deh :)

    BalasHapus