Selamat Datang di Blog GWB

GARBA WIRA BHUANA

Mahasiswa Pecinta Alam Universitas Sebelas Maret Surakarta

Sekretariat : Gd Grha UKM UNS Lt. 1 Jl. Ir. Sutami 36 A 57126 Surakarta

Email : garbawirabhuana@yahoo.co.id

Senin, 30 Januari 2012

World Wetlands Day 2012


Lahan basah merupakan sumber kehidupan yang sangat vital bagi seluruh mahluk hidup. Menyadari begitu besar manfaat dan fungsi lahan basah, beberapa perwakilan negara-negara di dunia telah menandatangani suatu kesepakatan untuk melestarikan lahan basah yang ada di bumi ini. Kesepakatan yang dikenal dengan Konvensi Ramsar ini tepatnya terjadi pada tanggal 2 Februari 1971 di kota Ramsar, Iran. Indonesia masuk menjadi anggota Konvensi Ramsar pada tahun 1991 dengan diterbitkannya Keppres 48 th 1991 yang merupakan Ratifikasi Konvensi Ramsar di Indonesia.
Setiap anggota Ramsar berhak mendaftarkan lokasi-lokasi lahan basahnya yang diakui memiliki kepentingan intenasional. Indonesia, hingga saat ini telah mendaftarkan tiga lokasi lahan basah penting dan sudah menjadi situs Ramsar, yaitu Taman Nasional Berbak, Prov. Jambi (tahun 1992), Taman Nasional Danau Sentarum, Prov. Kalimantan Barat (tahun 1994), dan terakhir Taman Nasional Wasur, Prov. Papua yang juga telah diakui sebagai lahan basah penting internasional dibawah Konvensi Ramsar pada tahun 2006.
Konvensi yang pada awalnya lebih berfokus pada masalah burung air dan burung migran, selanjutnya berkembang kepada kesadaran keutuhan lingkungan dan konservasi, termasuk keanekaragaman hayatinya, bahkan kesadaran tersebut saat ini lebih bermulti fokus menyangkut seluruh aspek kehidupan manusia.
Pada tahun 1996, sebagai salah satu hasil pertemuan para anggota Konvensi Ramsar, ditetapkan bahwa tanggal 2 Februari adalah Hari Lahan Basah Sedunia, yang diharapkan para anggota memperingatinya di negara masing-masing*2.
Pada tingkatan paling sederhana. Lahan basah (wetland) adalah suatu daerah yang digenangi oleh air yang menyokong kehidupan tumbuhan akuatik. Pada kenyataannya lahan basah meliputi mulai dari daerah yang secara periodic banjir hingga ke tanah yang secara permanen menjadi jenuh selama musim pertumbuhan.*1
Tetapi seiring waktu tidak hanya perbaikan yang terus digalakan, melainkan juga beberapa kerusakan turut serta mengiringi. Akibatnya, berkurang dan hilangya berbagai populasi flora-fauna yang tergantung pada keberadaan lahan basah berdampak langsung dengan lahan basah sebagai sumber perekonomian. Kualitas lingkungan yang semakin memburuk menurunkan produktivitas ikan dan sumber daya lain. Petani tambak dan nelayan tradisional semakin terpuruk.
Selanjutnya, bagaimana Anda menyikapinya?

Reffrensi
*1 Campbell, dkk, 2004, Biologi Jl 3 Ed. 5, Jakarta : Erlangga
*2 Triana, 2011, Laporan Kegiatan Hari Lahan Basah Sedunia, 2 Februari 2011, tanggal 19 Februari 2011, Banten.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar